Monday, July 6, 2015

Karya Tulis - Sistem pertahanan tubuh


 KARYA TULIS
Sistem pertahanan tubuh
              
Karya tulis ini disusun demi
memenuhi atau menyelesaikan
tugas akhir semester 2

   



         DISUSUN DAN DIKETIK OLEH :
   ALDRIN RACHMAN PRADANA (XI IPA 1)


SMAN 1 KANDANGAN (2013/2014)




KATA PENGANTAR 
 
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telahmemberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah yang berjudul
 “Sistem Pertahan Tubuh “ ini dengan baik.

Makalah ini berisi materi uraian tentang system kekebalan tubuh,mulaidari pengertian,fungsi,mekanisme pertahanan tubuh alami dan sebagainya yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada dengan penjelasan yang rinci .Materinya pundisusun secara sistematis sehingga mudah dimengerti.

Dalam kesempatan kali ini,kami juga ingin mengucapkan terima kasihkepada :
1.Bapak Syariffudi Majjedi ,sebagai guru pembimbing kami
2.Media massa,dan media lainnya yg artikelnya kami gunakan dlm penulisan makalah ini
3.M.Didy Supiani yang telah mau mem print tugas saya ini

Akhir kata,demikianlah kata pengantar ini kami buat.Mohon maaf jikaada kesalahan dalam penulisan. Saran dan kritik dari anda sangat kamiharapkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat .





 Kandangan,13-06-2014




  Aldrin Rachman Pradana



*Daftar isi disesuiakan dengan kehendak masing-masing
 DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR .............
DAFTAR ISI ..............
BAB I PENDAHULUAN ..........
A.  LATAR BELAKANG .............
B. TUJUAN..............
BAB II  ISI................
A. PENGERTIAN............
B. FUNGSI............
C.MEKANISME PERTAHANAN TUBUH ALAMI.........
D.RESPON IMUN....................
E.PENGOBATAN DENGAN ANTIBIOTIK..............
BAB III  ISI...........................
A.AIDS..................................
B.GEJALA DAN PENULARAN....................
C.PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN............
       SUMBER ......................................



 
BAB 1

Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam semester I ,system kekebalan tubuh adalah salah satu bab dalam pelajaran biologi. Oleh karena itu, karena rasakeingin tahuan kami akan system kekebalan tubuh akanspesifikasinya secara lebih detail lagi dengan uraian informasi yang lebih banyak lagi,kami pun membuat makalah ini.

*Tujuan
    -Mengetahui pengertian tentang system kekebalan tubuh
    -Mengetahui struktur, fungsi, dan proses pada system 
      kekebalantubuh manusia
    -Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses pada system
      kekebalantubuh manusia
    -Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh
    -Mengidentifikasi jenis gangguan / kelainan yang dapat  
     Yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh.








BAB 2
ISI

           SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Pengertian
Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanisme padaorganismeyang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar denganmengidentifikasi dan membunuhpatogenserta seltumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organismeakan melindungi tubuh dariinfeksi,bakteri,virussampaicacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.
F  u  n  g  s  i
Fungsi sistem imun sendiri ada 3, yaitu :
1. Pertahanan
2. Homeostasi tubuh
3. Peremajaan 

Mekanisme pertahanan tubuh alami

Pertahanan tubuh melawan mikroba adalah melalui reaksi imunitas alami, dan respon selanjutnya oleh reaksi imunitas didapat. Imunitas alami terdiri dari mekanisme pertahanan seluler dan biokimia yang terdapat sebelum terjadinya infeksi dan memberikan respon yang cepat terhadap infeksi yang terjadi. Mekanisme ini terjadi hanya pada mikroba dan tidak pada partikel non-infeksius. Reaksi ini terjadi tidak berbeda pada setiap infeksi yang terjadi, meskipun infeksi tersebut berulang.
Komponen utama imunitas alami adalah: (1) Pertahanan tubuh secara fisik dan kimia, seperti epitelia, atau produk yang dikeluarkan oleh epitel untuk melawan mikroba; (2) Sel fagositik, seperti neutrofil, makrofag, sel natural killer (NK); (3) Protein dalam darah, termasuk sistem komplemen, mediator inflamasi; (4) Sitokin, suatu protein yang berperan meregulasi aktivitas sel imun lain.
Karakteristik lain adalah imunitas alami secara spesifik bereaksi terhadap suatu kelompok mikroba dan tidak dapat membedakan jika terdapat perbedaan antara masing-masing mikroba.


ResponImun
Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.
Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu.
Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif  atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain. Bedanya dengan pertahanan tubuh non spesifik adalah bahwa pertahanan tubuh spesifik harus kontak atau ditimbulkan terlebih dahulu oleh antigen tertentu, baru ia akan terbentuk. Sedangkan pertahanan tubuh non spesifik sudah ada sebelum ia kontak dengan antigen.



Pengobatan dengan antibiotik
Pengertian Antibiotik adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sesuatu mikroba terutama fungi / jamur yang berkhasiat dapat menghambat atau membasmi mikroba, khususnya adalah mikroba yang dapat menyebabkan antibiotik. Mikroba penyakit infeksi dapat berupa bakteri, fungi / jamur atau pun dalam hal ini virus.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pemberian antibiotikini. Berikut adalah tips pemberian obat antibiotik yang perlu kita ketahui dan juga sekitar pengobatan antibiotika yaitu :
  1. Menggunakan pengobatan antibiotika atas resep dokter dan juga atas petunjuk dokter atau medis.
  2. Dosis yang tertera dan juga aturan pakainya harus diikuti dengan taat sesuai dengan petunjuk dokter ataupun penjelasan apoteker di apotek tempat kita membeli obat antibiotik itu.
  3. Pemberian antibiotik dan antibiotiknya sendiri harus diminum terus sampai habis meskipun gejala atau sakit yang diobati sudah sembuh.
  4. Bentuk-bentuk sedian antibiotik seperti sediaan antibiotik yang berbentuk sirup ( biasanya untuk anak ) ada yang harus disimpan dalam suhu dingin ( di almari es, jangan di dalam frezernya ).
  5. Jangan pernah gunakan antibiotika yang telah mengelami kadaluarsa atau yang sudah lama disimpan di rumah.
  6. Bila memang ada sesuatu yang kurang jelas mengenai pemberian antibiotik ini, jangan segan untuk bertanya kepada dokter atau bisa juga bertanya kepada apoteker yang bertugas di apotik tempat kita membeli antibiotik tersebut.
Bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotika, misalnya bakteri yang awalnya sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten. Beberapa bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik yang ada pada bakteri. Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya. Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.

Maka kita juga sebagai pengguna antibiotika atau pun pernah meminum antibiotik dalam rangka kesembuhan kita akan penyakit yang diderita, maka kita harus berhati-hati akan efek negatif antibiotik dan efek samping obat antibiotika bila tidak benar-benar memperhatikan dosis dan juga cara pemberian obat itu sendiri. Jadi kita juga perlu menanyakan sesuatu yang kurang jelas di saat akan diberikan resep obat terlebih khusus obat golongan antibiotika ini.

BAB 3
ISI

AIDS

AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).

Gejala & Penularan AIDS
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS(ODHA).

Penanggulangan & pencegahan
cara penanggulangan Aids Atau upaya pencegahan HIV/AIDS hanya dapat efektif bila dilakukan dengan komitmen masyarakat dan komitmen politik yang tinggi untuk mencegah dan atau mengurangi perilaku risiko tinggi terhadap penularan HIV. Upaya pencegahan meliputi :

1) Pemberian penyuluhan kesehatan di sekolah dan di masyarakat harus menekankan bahwa mempunyai pasangan seks yang berganti-ganti serta penggunaan obat suntik bergantian dapat meningkatkan risiko terkena infeksi HIV. Pelajar juga harus dibekali pengetahuan bagaimana untuk menghindari atau mengurangi kebiasaan yang mendatangkan risiko terkena infeksi HIV. Program untuk anak sekolah harus dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan perkembangan mental serta kebutuhan mereka, begitu juga bagi mereka yang tidak sekolah. Kebutuhan kelompok minoritas, orang-orang dengan bahasa yang berbeda dan bagi penderita tuna netra serta tuna rungu juga harus dipikirkan.
2) Satu-satunya jalan agar tidak terinfeksi adalah dengan tidak melakukan hubungan seks atau hanya berhubungan seks dengan satu orang yang diketahui tidak mengidap infeksi. Pada situasi lain, kondom lateks harus digunakan dengan benar setiap kali seseorang melakukan hubungan seks secara vaginal, anal atau oral. Kondom lateks dengan pelumas berbahan dasar air dapat menurunkan risiko penularan melalui hubungan seks.
3) Memperbanyak fasilitas pengobatan bagi pecandu obat terlarang akan mengurangi penularan HIV. Begitu pula Program “Harm reduction”yang menganjurkan para pengguna jarum suntik untuk menggunakan metode dekontaminasi dan menghentikan penggunaan jarum bersama telah terbukti efektif.
4) Menyediakan fasilitas Konseling HIV dimana identitas penderita dirahasiakan atau dilakukan secara anonimus serta menyediakan tempat-tempat untuk melakukan pemeriksaan darah. Faslitas tersebut saat ini telah tersedia di seluruh negara bagian di AS. Konseling, tes HIV secara sukarela dan rujukan medis dianjurkan dilakukan secara rutin pada klinik keluarga berencana dan klinik bersalin, klinik bagi kaum homo dan terhadap komunitas dimana seroprevalens HIV tinggi. Orang yang aktivitas seksualnya tinggi disarankan untuk mencari pengobatan yang tepat bila menderita Penyakit Menular Seksual (PMS).
5) Setiap wanita hamil sebaiknya sejak awal kehamilan disarankan untuk dilakukan tes HIV sebagai kegiatan rutin dari standar perawatan kehamilan. Ibu dengan HIV positif harus dievaluasi untuk memperkirakan kebutuhan mereka terhadap terapi zidovudine (ZDV) untuk mencegah penularan HIV melalui uterus dan perinatal.
6) Berbagai peraturan dan kebijakan telah dibuat oleh USFDA, untuk mencegah kontaminasi HIV pada plasma dan darah. Semua darah donor harus diuji antibodi HIV nya. Hanya darah dengan hasil tes negatif yang digunakan. Orang yang mempunyai kebiasaan risiko tinggi terkena HIV sebaiknya tidak mendonorkan plasma, darah, organ-organ untuk transplantasi, sel atau jaringan (termasuk cairan semen untuk inseminasi buatan). Institusi (termasuk bank sperma, bank susu atau bank tulang) yang mengumpulkan plasma, darah atau organ harus menginformasikan tentang peraturan dan kebijakan ini kepada donor potensial dan tes HIV harus dilakukan terhadap semua donor. Apabila mungkin, donasi sperma, susu atau tulang harus dibekukan dan disimpan selama 3 – 6 bulan. Donor yang tetap negatif setelah masa itu dapat di asumsikan tidak terinfeksi pada waktu menjadi donor.
7) Jika hendak melakukan transfusi Dokter harus melihat kondisi pasien dengan teliti apakah ada indikasi medis untuk transfusi. Transfusi otologus sangat dianjurkan.
8) Hanya produk faktor pembekuan darah yang sudah di seleksi dan yang telah diperlakukan dengan semestinya untuk menonaktifkan HIV yang bisa digunakan.
9) Sikap hati-hati harus dilakukan pada waktu penanganan, pemakaian dan pembuangan jarum suntik atau semua jenis alat-alat yang berujung tajam lainnya agar tidak tertusuk. Petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan lateks, pelindung mata dan alat pelindung lainnya untuk menghindari kontak dengan darah atau cairan yang mengandung darah. Setiap tetes darah pasien yang mengenai tubuh petugas kesehatan harus dicuci dengan air dan sabun sesegera mungkin. Kehati-hatian ini harus di lakukan pada semua pasien dan semua prosedur laboratorium (tindakan kewaspadaan universal).
10) WHO merekomendasikan pemberian imunisasi bagi anak-anak dengan infeksi HIV tanpa gejala dengan vaksin-vaksin EPI (EXPANDED PROGRAMME ON IMMUNIZATION); anak-anak yang menunjukkan gejala sebaiknya tidak mendapat vaksin BCG. Di AS, BCG dan vaksin oral polio tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada anak-anak yang terinfeksi HIV tidak perduli terhadap ada tidaknya gejala, sedangkan vaksin MMR (measles-mumps-rubella) dapat diberikan kepada anak dengan infeksi HIV.









Daftar Pustaka :

No comments:

Post a Comment