Tuesday, June 19, 2012

Tour eropa Timnas Ind dan Klub atau Timnas Elite Yang Pernah Bertanding Dengan Klub Indonesia maupun Timnas Ind

 Pada tahun 1965, perjalanan PSSI ke Eropa. Tim Nasional Dgn manajer CPM Maulwi Saelan oleh (Kolonel, Wakil Komandan Pengawal Presiden pada saat itu) membawa mereka melawan dua klub Eropa yang kuat, Feyenoord, Belanda dan SV Werder Bremen, Jerman.

Motivasi Bung Karno telah memberikan kepada Gareng sebelum pergi ke Eropa benar-benar ditanam dalam hati Gareng itu. "Anda, Gareng menentang Belanda. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar." Tutur Bung Karno.
..





1.Feyenord Rotterdam- 1965
pada tanggal 9 june 1965 indonesia bertandang ke kandang Feyenord Roterdam Untuk Menghadapi
9 Juni 1965, Soetjipto Soentoro dipercaya sebagai kapten PSSI menghadapi Juara Liga Divisi Utama, Belanda yang dikapteni oleh Guus Hiddink.

Gareng ini dimainkan gila. Setelah melewati tiga bek dari Feyenoord di menit kedua babak pertama ia mencetak yang berlangsung hingga babak pertama berakhir. Meskipun skor berakhir 1-6 untuk memenangkan Feyenord tidak lebih karena faktor wasit dan politik




2.SV Werder Bremen - 1965

14 Juni 1965, pada tur kedua di Jerman Barat melawan juara Bundesliga Werder Bremen, Gareng dan teman-temannya membuat kejutan. Permainan ini dramatis, menciptakan banyak gol dan penuh semangat juang. Tujuannya dihasilkan pada menit 30, 41, dan 58 dan pada saat yang sama ia mencetak hattrick dalam permainan.  Meskipun Indonesia telah kalah 5-6, pelatih Werder Bremen yang juga menjadi pelatih Jerman Barat , Gunther Brocker secara terbuka memuji dan menawarkan Soetjipto dan Max Timisela bermain untuk Werder Bremen.

Namun, tawaran itu ditolak oleh Gatot Suwago Kolonel. Dia mengatakan "Mereka akan senang bermain untuk negara mereka." Alasan lain yang Soetjipto dan teman-teman preparationed untuk Asian Games 1966.



3. Fudbalski Savez - team dari negara Yugoslavia (sekarang sudah bubar) 1953


4. Red Star Bratislava (Slowakia) - 1958

5. Dynamo Moscow (Rusia) - 1970 
Pada tanggal 14 Juni 1970, bahasa Indonesia nasional tim klub masuk dari Uni Soviet, Dynamo Moskow. Dynamo Moskow ketika datang untuk membawa kiper terbaik di dunia pada saat itu, Lev Yashin. Namun Indonesia hanya kalah tipis dengan skor 0-1. Sebenarnya, Indonesia memiliki peluang saat dia mengirim umpan manis untuk Iswadi Idris. Namun Iswadi lebih memilih untuk memberi makan Jacob Sihasale karena hampir tidak ada celah untuk mencetak gol. Sayangnya dia tidak siap ketika menerima umpan dari Iswadi.

6.Santos Fc - 1972 
Pertandingan yang dihadiri sekitar 80000 penonton itu mempertemukan timnas indonesia melawan santod fc yang diperkuat Pele saat itu.saat itu skor berakhir 3-2 untuk kemenangan santos gol indonesia dicetak Risdianto pada menit 30,71 dan gol santos dicetak jedes,edu,dan dari pele melalui titik putih.

7. Manchester United (Inggris) - 1975
Pada hari Minggu, 1 Juni 1975, Manchester United memainkan duel klasik (pertandingan pertama) di Tanah Air melawan PSSI Tamtama di Senayan, Jakarta. Jakarta baru dihuni 3,5 juta penduduk, masih terlihat hijau, dan lalu lintas belum semrawut seperti sekarang ini. Saat itu cuaca di Jakarta mencapai 27 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban 72%.
Inilah susunan skuad MU ketika melawan Indonesia pada 1 Juni 1975.










  • PSSI Tamtama: Ronny Paslah, Sutan Harhara, Oyong Liza, Suaib Rizal, Iim Ibrahim, Anjas Asmara, Nonon, Waskito, Junaedi Abdillah, Risdianto, Andi Lala.
















  • Manchester United: Alex Stepney, Alex Forsyth, Arthur Albiston, Gerry Daly, Jimmy Nicoll, Jim McCalliog, Trevor Anderson, Sammy McIlroy, Stuart Pearson, David McCreery, Anthony Young.










  • Pada awal Mei 1975, Wiel Coerver ditunjuk sebagai pelatih baru timnas senior, yang dulu disebut Indonesia Tamtama. Coerver bukan seorang pelatih yang minim prestasi. Pada musim 1973/1974, dia sukses membawa Feyenord sebagai klub pertama asal Belanda yang meraih titel Piala UEFA.
    Didampingi asisten pelatih, Wim Hendriks, Coerver diharapkan membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 1978. Lantas, laga melawan Ajax dan Manchester United dalam turnamen segitiga dijadikan ajang pemanasan sebelum Pra Olimpiade 1976 melawan Kore Utara. Pertandingan PSSI Tamtama melawan MU merupakan partai pembuka.
    Kualitas MU 1975 kalah jauh dibandingkan MU 2009. Tommy "The Doc" Docherty membesut The Red Devils sejak akhir musim 1972. Dia mampu menyelamatkan MU dari jurang degradasi, tapu musim berikutnya gagal. MU terpaksa memainkan musim 1974/1975 di Divisi Dua.
    Waktu itu, trio emas George Best, Denis Law, dan Bobby Charlton sudah meninggalkan MU. Denis Law pindah ke Manchester City pada musim 1973/1974. Penyebab terdegradasinya MU pada musim itu karena gol Denis Law dalam derby Manchester.
    Pada waktu itu, MU ternyata mengecewakan pengurus PSSI maupun masyarakat penggemar sepakbola sejak mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Mereka tidak mendatangkan seluruh pemain intinya seperti yang telah dijanjikan. Rombongan mereka hanya 14 orang yang terdiri dari 12 pemain, seorang pelatih, dan seorang manajer.
    Dulu, MU bermain ala kadarnya, asal tidak kebobolan. Ketika terjadi pergantian pemain di babak II, yang masuk sebagai pengganti adalah pemain bertubuh gendut bernama Tommy Docherty, yang tidak lain adalah sang manajer.
    Tugas "The Doc" dihadapan 70.000 penonton kala itu adalah untuk mengganggu pergerakan trio penyerang Indonesia, yaitu Waskito, Risdianto, dan Andi Lala. Tak heran, hanya dalam waktu 5 menit, Docherty terkena kartu kuning dari wasit Kosasih Kartadireja. Pada akhirnya, pertandingan berakhir seri 0-0 karena gawang Ronny Pasla juga jarang dihajar tembakan penyerang MU


    8. Ajax Amsterdam (Belanda) - 1975 & 1981


    .9 Team nasional Italia U-21 - 1977.


    10. Arsenal (Inggris) - 1983.
    The Gunners, datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, dua pemain nasional Inggris Kenny Sansom, dan Graham Rix serta si legenda hidup David O’Leary, datang ke negeri khatulistiwa dengan tujuan utama berlibur ke Bali.
    Mereka menang 3-0 atas PSMS Plus di Medan, 5-0 atas PSSI Selection di Senayan, namun yang terjadi kemudian, tepatnya pada 17 Juni 1983 saat lawan juara Galatama, Niac Mitra di Surabaya, sungguh membelalakkan mata. Arsenal kalah 0-2! Ini jauh lebih hebat dari Marzuki Nyak Mad cs. saat menahan PSV dengan Eric Gerets dan Ruud Gullit-nya 3-3 di Senayan.
    Menurut Kompas waktu itu, banyak yang mencibir kekalahan Arsenal sengaja dibuat. Salah satunya lantaran mainnya jam 2 siang! Atau diusirnya Alan Sunderland oleh wasit Ruslan Hatta. Publik Stadion 10 Nopember menyebut dua pemain Singapura, kiper David Lee dan Fandi Ahmad, sebagai pahlawan kota pahlawan.
    Fandi, yang usai membela Niac Mitra ditransfer ke Groningen, membuat gol di menit 37, sebelum ditutup Joko Malis di menit 85. Jangan kan Persija yang kalah dari Persebaya di partai pamungkas Liga Indonesia belum lama ini, Inggris saja selalu menderita di Surabaya. November 1945, komandan perang Brigjen Mallaby tewas terbunuh oleh para pejuang dalam “Battle of Soerabaia”. Lalu Juni 1983 giliran Arsenal yang dibekap Niac Mitra.
    Kalau begitu ada baiknya, PSSI menetapkan saja Stadion 10 Nopember sebagai “Wembley-nya” tim nasional untuk partai internasional.
    Data dan fakta :
    Niac Mitra VS Arsenal (2:0)
    tanggal : 16 Juni 1983
    Stadion 10 November, Surabaya
    pencetak gol: Fandi Ahmad 37, Joko Malis 85
    Susunan Pemain:
    Niac Mitra : David Lee, Budi Aswin, Wayan Diana, Tommy Latuperissa, Yudi Suryata, Rudy Kelces, Rae Bawa/Yusul Male, Joko Malis, Hamid Asnan/Syamsul Arifin, Fandi Ahmad, Dullah Rahim/Yance Lilipaly
    Arsenal : Pat Jennings, Colin Hill/Stewart Robson, David O’Leary, Chris Whyte/Lee Chapman, Kenny Samson, Brian Talbot, Alan Sunderland, Paul Davis, Brian McDermott, Raphael Meade/Terry Lee, Graham Rix
    Berikut foto-fotonya


    11. PSV Eindhoven (Belanda) - 1987 & 1988.


     Tim legendaris asal Belanda, PSV Eindhoven pada Maret 1988 pernah berkunjung ke Indonesia dalam rangka tur Asia bersama Phillips. Dalam turnya ini, PSV Eindhoven dihadapkan dengan beberapa tim papan atas Indonesia. PERSIB, yang saat itu menjadi tim yang paling bergengsi di tanah air diberi kesempatan melayani PSV Eindhoven dalam friendly match di Stadion Siliwangi.

    Yang menarik perhatian, saat itu PSV dihuni pemain-pemain kelas dunia. Sebut saja Ruud Gullit, Ronald Koeman, Wim Kieft, dan Eric Gerets yang pernah menjadi kapten timnas Belgia. Bahkan Ruud Gullit saat itu tengah dipinang tim asal Italia AC Milan dan tercatat sebagai pemecah rekor pemain termahal dunia.

    PERSIB, yang pada 1986 menjuarai kompetisi perserikatan harus berjuang keras meladeni Eric Gerets dkk. Maklum para punggawa Maung Bandung kalah segalanya, secara teknis maupun postur badan. Seperti umumnya orang Asia, para pemain PERSIB kalah tinggi dibanding pemain PSV.

    “Kami selalu ketinggalan langkah dari para pemain PERSIB. Bisa diibaratkan, satu langkah Ruud Gullit sebanding dengan tiga langkah pemain PERSIB. Tapi saya bangga bisa berhadapan dengan Gullit, setidaknya saya telah berusaha untuk menghadangnya sebelum memasuki daerah pertahanan PERSIB,” ujar Adeng Hudaya, libero sekaligus kapten Maung Bandung.

    Bisa ditebak, Ruud Gullit Cs. pun menang mudah. Hasil akhir dari pertandingan ini 4-0 untuk PSV Eindhoven. Gol-gol yang dijaringkan PSV umumnya hasil shooting jarak jauh. Keempat gol PSV Eindhoven dijaringkan oleh Willy van de Kerkhof (1), Eric Gerets (1), dan Ruud Gullit (2). Tim PERSIB yang saat itu ditukangi oleh Nandar Iskandar dan Indra Tohir menggunakan formasi 4-3-3.

    “Para pemain Eindhoven memiliki tendangan yang keras dan akurat. Man to man marking yang dijalankan pemain PERSIB tidak bisa berjalan optimal, ini dikarenakan postur tubuh yang beda jauh. Bahkan di-body charge pun malahan kita yang tersungkur,” kenang Adeng.
    Sukowiyono,gelandang yang saat itu tampil sebagai starter PERSIB mengatakan formasi yang diterapkan pelatih sebenarnya efektif untuk mengimbangi pergerakan Ruud Gullit c.s. namun harus diakui pemain PERSIB kalah fisik.

    Walaupun kalah kelas, pemain PERSIB tidak gentar. Adeng Hudaya dkk. sangat bersemangat memberikan perlawanan kepada lawannya. Buktinya, setelah membobol gawang PERSIB empat kali di babak pertama, usai turun minum PSV tak bisa menambah gol.
    “Terlepas dari hasil akhir, bagi saya pertandingan ini jadi pengalaman berharga bagi kami, kapan lagi bisa berhadapan dengan pemain kelas dunia seperti Ruud Gullit Cs.,”ungkap Suko.

    Minta Diganti Gara-Gara Gullit

    Duel Persib kontra PSV Eindhoven memang bak pertarungan antara David dengan Goliath, pasalnya sebagai tim amatir, Persib harus berhadapan lawan klub elit Liga Belanda yang juga disegani di pentas sepakbola Eropa. Tak heran hanyak kejadian lucu yang terjadi di lapangan hijau.
    Pemain belakang PERSIB kocar-kacir menghadapi tekanan beruntun dari lawannya.Tendangan maupun sundulan kelas dunia yang amat bertenaga mengagetkan kiper PERSIB yang dijaga Wawan Hermawan. Baru separuh babak gawang PERSIB sudah kemasukan empat gol.

    “Wawan Hermawan sempat menahan bola yang ditendang keras Ruud Gullit. Lucunya, saat Wawan mencoba menahan laju bola malahan badan Wawan yang terbawa masuk ke gawang PERSIB,” kata Adeng sambil tertawa. Senada dengan Adeng, Dede Rosadi yang saat itu turut andil membela Maung Bandung berkisah, para pemain Eindhoven tidak hanya memiliki tendangan yang keras, heading-nya pun membuat kiper Wawan tercengang. “Saking kerasnya heading Ruud Gullit, membuat Wawan ciut. Ia bilang sundulannya saja keras apalagi tendangannya. Di babak kedua Wawan meminta kepada pelatih untuk diganti oleh kiper cadangan yang saat itu dipercayakan kepada Erik Ibrahim,” ujar Dede mengenang.



    12. AC Milan (Italia) - 1994.

     Persib sebagai juara Kompetisi Perserikatan terakhir 1993-1994 mendapatkan hadiah, berupa kesempatan menjajal AC Milan, di Stadion Senayan Jakarta. Ketika itu, AC Milan yang disebut-sebut sebagai "The Dream Team" menjuarai Piala Champions 1994 melalukan tur Asia. Persib diperkuat Robby Darwis, Yudi Guntara, Dede Iskandar dll., sedangkan Milan menurunkan Dejan Savicevic, Sebastiano Rossi, Marcel Desailly, Marco Simone, Gianlugi Lentini. Persib memang kalah telak 8-0, tetapi pelatih Milan Fabio Capello ketika itu memberikan pujian kepada salah satu pemain Persib, yaitu Yudi Guntara.

    13. s.s. Lazio (Italia) - 1996.


    14. UC Sampdoria (Italia) - 1996.


    15. Bayern Muenchen (Jerman) - 2008.

    Timnas Indonesia melawan tim raksasa dari Jerman, Bayern Munchen, di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta yang sepertinya lebih mirip sawah. Bukan bermaksud menghina aset Indonesia, tapi memang seperti itulah pemandangan rumput yang terhampar pada laga Allianz Cup antara timnas melawan tim berjuluk FC Hollywood ini. Rumput kuning yang mulai mengering berpadu dengan rumput segar nan hijau di tanah lapangan Stadion kebanggaan Indonesia. Lapangan pun kurang rata disana-sini, ah mungkin selepas terinjak ribuan kaki manusia dalam hajatan akbar dalam rangka peringatan 100 tahun kebangkitan nasional kemarin kali ya. Hehe...

    Pertandingan yang membawa nama sebuah sponsor tim Bayern Munchen yaitu produk asuransi Allianz ini cukup menghibur sekitar 70.000 penonton yang hadir langsung di stadion. Apa pasal? Penjaga gawang tim senior Jerman, Oliver Kahn, menjadi salah satu dari tiga nama besar yg dibawa Bayern Munchen dalam tur Asia selain pemain Brazil Ze Roberto dan pemain Belanda Van Bommel.

    Di menit awal Munchen langsung menggebrak pertahanan timnas. Hasilnya sebuah heading dari Breno Borges menyambut tendangan bebas dari pojok kiri pertahanan timnas berhasil menggetarkan gawang Jendri Pitoy di menit ke-20. Pemain asal Brazil berusia 18 tahun itu pun membawa keunggulan Munchen 1-0. Jans Schaldraf berhasil menggandakan keunggulan Munchen di menit ke-23 lewat sontekan lemah yang mengecoh Pitoy setelah sebelumnya berhasil lolos dari penjagaan pemain pertahanan Indonesia yang kurang sigap mengantisipasi pergerakannya. Di menit ke-28 Bambang Pamungkas beradu head-to-head dengan Oliver Kahn, namun sayang tendangan kerasnya berhasil digagalkan kaki Oliver Kahn. Beberapa menit berikutnya tendangan keras Elie Aiboy dari sudut sempit sisi kiri pertahanan Munchen hanya menyamping di sisi kanan gawang Kahn. Akhirnya Schaldraf membuat gol kedua sekaligus mempertegas keunggulan Munchen 3-0 dengan gol yang dicetak menyambut umpan tendangan bebas yang secara cepat dilakukan melewati pemain bertahan Indonesia yang belum siap. Di menit ke-42 Budi Sudarsono melepaskan tendangan keras dari luar kotak pinalti namun masih lemah dan melebar. Di akhir babak pertama Ze Roberto mampu membuat gol dengan menjangkau bola rebound yang gagal ditangkap dengan baik oleh Jandri Pitoy, namun sayang hakim garis terlebih dahulu mengangkat bendera tanda offside.

    Di babak kedua timnas mencoba mengambil inisiatif menyerang. Namun kuatnya pertahanan Munchen mampu membendung gelombang serangan Bambang Pamungkas dkk. Memasuki menit ke-60 Bambang Pamungkas, yang gosipnya dilirik salah satu klub Liga Premier Inggris, memasuki sisi kiri pertahanan Munchen dan melepaskan tendangan keras namun berhasil dimentahkan penjaga gawang muda yang menggantikan Oliver Kahn. Dua menit berselang, tepatnya menit 62 akhirnya sundulan kepala khas ala Bambang Pamungkas menyambut umpan silang Elie Aiboy dari rusuk kanan penyerangan Indonesia mampu merobek gawang Munchen untuk memperkecil ketertinggalan menjadi 1-3. Namun kedudukan menjadi 4-1 lewat hattrick Jan Schlaudraff di menit ke 83 melanjutkan bola rebound hasil tendangan keras Tony Cruz dari luar kotak penalti dan dihalau Markus Horison yang turun di babak kedua menggantikan Jandri Pitoy. Akhirnya Tony Cruz membenamkan timnas menyusul kesalahan konyol Maman Abdurrahman dalam menghalau bola mengakibatkan Cruz dengan sangat mudah menceploskan bola ke gawang kosong di menit 87. Skor akhir 5-1 untuk kemenangan Bayern Munchen atas timnas Indonesia.


    16. LA Galaxy (Amerika Serikat) - 2011



    17.  Inter Milan (Italia) - 2012



    18.Valencia CF (Spanyol) - 2012



    19.Queens park rangers (Inggris) - 2012



    20.Timnas Belanda - 2013
          Pada pertandingan ini Robin Van Persie memang tidak mencetak gol dan bahkan babak pertama skor masih 0-0.tapi pada babak kedua indonesia kebobolan 3 gol yang dicetak Arjen Robben dan 2 gol dari Siem De Jong.akhirnya indonesia kalah 3-0.





    21.Arsenal (inggris) - 2013
         Pada pertandingan ini indonesia mengalami kekalahan sangat telak yaitu 7-0 dimana Oliver Giroud mencetak dua gol dan  Walcott, Akpom,, Podolski, Olsson, Eisfeld masing2 1 gol.



    22.Liverpool (inggris) - 2013
       Pada laga ini, Ahmad Bustomi dkk harus mengakui keunggulan Liverpool dengan skor 2-0. GOl The Reds dicetak oleh Philippe Coutinho pada menit ke-9 dan Raheem Sterling pada menit ke-87





    23.Chelsea (Inggris) - 2013
      kali ini indonesia kalah 8-1,indonesia hnaya bisa mencetak melalui gol bunuh diri kalas yang salah melakukan antisipasi.



      
    24.Stoke City -(Tahun Tidak Diketahui)*

    25.Queens Park Rangers -(Tahun Tidak Diketahui)*

    26.Kristiandsand - (Tahun Tidak Diketahui)*

    27.Brno -(Tahun Tidak Diketahui)*

    28.Ebsbjerg - (Tahun Tidak Diketahui)*
     
    * Kedatangannya Era penjajahan sekitar tahun 60han.

    Sunday, June 3, 2012

    5 Aksi Fair Play Terbaik Dalam Sepak Bola

    1.“Tak Sengaja” Cetak Gol Dari Bola Fair-Play, Klub Norwegia Biarkan Pemain Lawan Bikin Gol Balasan

    .


    Kejadian unik nan langka ini terjadi pada pertandingan Liga Norwegia akhir pekan kemarin saat Lillestrom menjamu Brann. Adegan “sepakbola gajah” mewarnai laga ini, tapi semata-mata dilakukan atas dasar fair-play.

    Insiden dimulai saat kapten Brann, Erik Mjelde, melakukan tendangan fair play ke arah daerah pertahanan Lillestrom. Tapi, karena tendangan Mjelde terlalu kencang, bola yang sempat memantul gagal dihalau kiper Lillestrom, Stefan Magnusson, sehingga bola pun masuk ke gawang. GOL!!!
    Mjelde sadar ia tak bermaksud mencetak gol, ia pun langsung membuat gestur seakan ingin meminta maaf. Rekan-rekan setimnya setuju untuk membiarkan Lillestrom mencetak gol balasan. Tapi rupanya ide itu ditolak kiper Brann, Piotr Leciejewski.
    Kiper asal Polandia itu tampak emosi dan marah-marah atas ide rekan-rekannya yang ingin “mengorbankan” gawangnya dibobol pemain Lillestrom.
    Tapi, skenario pun tetap berjalan. Setelah kick-off, pemain-pemain Brann membiarkan striker Lillestrom menggiring bola untuk mencetak gol. Leciejewski sempat berusaha menghalau bola, tapi tetap saja gawangnya bobol. GOL!!!
    Situasi pun jadi impas. Brann mencetak gol “tak sengaja” dari bola fair play, dan Lillestrom dibiarkan mencetak gol untuk “membayar” gol fair play tersebut.




    2.Dapat Penalti Dari Bola Fair-Play, Pelatih Sepahan Instruksikan Pemainnya Untuk Sengaja Tak Cetak Gol



    Insiden ini terjadi pada pertandingan Liga Champions Asia antara Al Nasr lawan Sepahan hari Rabu kemarin. Pemain Sepahan, Omad Ebrahimi, sengaja tak memasukkan bola dari tendangan penati atas dasar sikap fair play.

    Kejadian bermula saat wasit memberi penalti pada Sepahan. Keputusan itu diprotes pemain-pemain Al Nasr karena penalti berasal dari bola fair play, yang harusnya tak direbut pemain Sepahan. Tapi wasit tetap bergeming. Selain penalti, wasit juga mengkartu merah kiper Al Nasr.

    Melihat hal itu, pelatih Sepahan, Zlatko Kranjcar, ayah dari gelandang Spurs dan timnas Kroasia, Nico, menginstruksikan pemainnya untuk tidak memasukkan bola dari titik putih.

    Maka, Ebrahimi yang bertugas mengeksekusi pun hanya menendang bola dengan pelan. Ebahimi justru mendapat ucapan terima kasih dari pemain-pemain Al Nasr.

    Saat insiden terjadi, Sepahan sedang leading 1-0. Hasil akhirnya, Sepahan tetap terlalu superior untuk Al Nasr dengan kemenangan telak 3-0, meski hasil itu sedikit “terbantu” oleh keputusan kontroversial yang mengakibatkan Al Nasr harus bermain dengan sepuluh orang di sisa pertandingan.

    3.Striker St Pauli Cetak Gol “Tangan Tuhan”, Justru Minta Wasit Untuk Menganulirnya


    FCSP FCUnion 10042012 by QuoteniRudus

    Laga divisi satu Bundesliga jadi bukti masih ada kejujuran di lapangan hijau. St Pauli yang sedang mengincar tiket promosi ke Bundesliga, unggul 2-1 atas Union Berlin setelah Marius Ebbers mencetak gol pada menit ke-80.

    Namun Ebbers meminta wasit untuk tidak mengesahkan golnya tersebut karena ia menggunakan tangan -bersamaan dengan kepalanya- untuk mencetak gol.

    Usai pertandingan, Ebbers mengatakan kepada Morgenpost:

    “[Wasit] Welz bertanya apakah say amencetak gol dengan tangan, dan saya mengatakan bahwa saya memakai kepala dan sekaligus tangan. Itu adalah kesalahan saya.

    St Pauli sendiri akhirnya tetap menang 2-1 berkat gol pada injury time.

    4.Fair Play! Pemain Termioli Sengaja Tak Cetak Gol Dari Penalti Pada Menit Terakhir



    Coppa Italia Dilettanti bukanlah turnamen glamor Eropa, ajang ini hanya diikuti tim-tim amatir Italia. Dan cerita ini terjadi pada pertandingan antara Torres [bukan pemain Chelsea yang hari ini tepat 150 hari belum mencetak gol] lawan Unione Sportiva Termoli.

    Termioli yang sedang unggul 1-0 (agregat 3-2), Termioli mendapat hadiah penalti pada menit ke-90 ketika Vittorio Esposito jatuh di kotak penalti, meski kaki Esposito tak sedikit pun menyentuh pemain lawan. Wasit tetap menunjuk titik putih, TAPI Esposito yang mengeksekusi penalti tersebut memilih untuk tidak memasukkan bola, ia menendangnya ke atas dan kemudian disertai tepuk tangan pemain-pemain Torres.

    5.Pemain Estudiantes Sengaja Gagal Cetak Gol Setelah Dapat Penalti Tak Fair



    Ketika sepakbola penuh dengan intrik, tipu daya, diving, dan kebencian, ternyata masih ada kejujuran dalam permainan ini, meski bukan dalam konteks jabat tangan ala Suarez.

    Pertandingan di Meksiko antara Pachuca U-20 lawan Estudiantes bukan laga besar layaknya Super Sunday atau El Clasico. Tapi pada pertandingan yang dimenangkan Pachuca dengan skor 3-0 ini, ada kejadian menarik.

    Salah satu pemain Pachuca jatuh di kotak penalti dan wasit menunjuk titik putih. Sadar bahwa sebenarnya tak ada pelanggaran yang terjadi, pelatih Estudiantes Mauricio Gallaga memerintahkan pemainnya yang akan mengeksekusi penalti, Gustavo Mendez, untuk menendang bola ke arah samping gawang.

    Thursday, May 31, 2012

    Klub Idola Para Diktator

    Dengan Zimbabwe diktator Robert Mugabe mengakui akhir pekan ini bahwa ia adalah penggemar Chelsea.


     Wahyu Mugabe datang pada akhir pekan ketika ia mengatakan kepada Benjani Mwaruwari bahwa ia adalah penggemar Blues di testimonial pemain. "Saya melihat Anda, tapi aku penggemar Chelsea dan selalu ingin mereka mencetak gol," kata Mugabe.

    Berikut ini beberapa diktator
    yang mengidolakan Klub Sepak Bola :



    Adolf Hitler – Schalke 04:
     The Fuhrer dilaporkan merupakan penggemar klub Schalke 04, juara Jerman enam kali ketika Hitler masih berkuasa. Klaim ini dimuat di koran The Times beberapa tahun lalu, namun kemudian dibantah. “Kami penasaran apa yang membuat koran The Times menganggap klaim ini sebagai fakta.”




    Muammar Khadafi — Liverpool
    : Sebuah mug Liverpool ditemukan di antara peninggalan mantan diktator Libya ini, yang bisa dijadikan indikasi bahwa Khadafi penggemar The Reds. Salah satu anak Khadafi yang bernama Al-Saadi juga berlatih bertahun-tahun menjadi pemain sepak bola profesional. Al-Saadi pernah menanam investasi di Juventus hingga diberikan posisi di dewan direktur tahun 2002. Dia juga pernah menimbang-nimbang untuk berinvestasi di Liverpool tapi tak pernah terlaksana.

     

     Radovan Karadzic — Inter Milan: Penjahat perang Bosnia ini merupakan penggemar Inter Milan karena dua pemain Serbia ada atau pernah ada di dalam skuad: Sinisa Mihajlović and Dejan Stanković. Menurut cerita keponakannya, sewaktu dalam pelarian Karadzic sempat beberapa kali mengambil risiko ketahuan hanya demi menonton pertandingan Inter Milan.


    Osama Bin Laden — Arsenal: Banyak rumor mengatakan, pemimpin Al-Qaeda ini menggemari Arsenal karena pernah menonton langsung beberapa pertandingan ketika dia mengunjungi Inggris tahun 1970-an. Dia juga kabarnya membelikan kaus replika Ian Wright untuk putranya. Fans The Gunners sampai membuat yel-yel spesial: "Osama, woah-oh / Osama, woah-woah-woah-woah / Dia bersembunyi di Kabul / Dia cinta Arsenal."


     Jenderal Franco — Real Madrid: Pemimpin Spanyol yang fasis ini terkenal sebagai seorang penggemar Madrid, sampai-sampai klub itu dianggap bagian resmi dari rezim. Lucunya, awalnya Franco mendukung Atletico Madrid (musuh Madrid).

     


    Benito Mussolini — Bologna: Diktator Italia yang fasis ini adalah penggemar setia Bologna sejak tim ini pertama kali terbentuk pada 1909. Bahkan Mussolini meresmikan stadion Bologna, dan mengatakan “Inilah contoh apa yang bisa dicapai dengan keinginan dan fasisme yang kuat.”



    Josef Stalin — Dynamo Moscow: Klub ini didirikan oleh salah satu orang kepercayaan Stalin yang paling kuat dan ditakuti, Kepala KGB Lavrenty Beria dan banyak diisi orang-orang KGB selama beberapa puluh tahun. Paman Joe, sebutan lain Stalin, amat menganggap serius sepak bola: ketika Uni Soviet kalah dari Yugoslavia tahun 1952, dia amat murka dan membubarkan tim CSKA Moscow (yang menyumbang banyak pemain untuk timnas).

    Wednesday, May 23, 2012

    Pemain di Liga Indonesia yang Pernah Memperkuat Timnas Mereka di Ajang Internasional

    1.PIERRE NJANKA (Arema,Persisam,Mitra Kukar)

    Pierre Njanka Cameroon Arema Gol Pierre Njanka di Piala Dunia 98
    1998 FIFA World Cup
    2000 Africa Cup of Nations Winners
    2001 FIFA Confederations Cup
    2002 FIFA World Cup
    2003 FIFA Confederations Cup
      2004 Africa Cup of Nations


    2.MARCEL MAHOUVE ( Persita Tangerang)
    1996 Africa Cup of Nations
     1998 FIFA World Cup
     2000 Africa Cup of Nations Winners

    3.ALAIN NKONG (Arema Indonesia)
    2008 Africa Cup of Nations

    4.EMMANUEL MAMBOANG (Pelita Jaya )
     1990 FIFA World Cup
     1992 Africa Cup of Nations Fourth Place
     1994 FIFA World Cup

    5.ROGER MILA (Pelita Jaya , Persisam Putra Samarinda)
     1982 FIFA World Cup
     1990 FIFA World Cup
     1994 FIFA World Cup

    6.JULES ONANA (Pelita Jaya)
     1990 FIFA World Cup
     1992 Africa Cup of Nations

    7.PEDRO PASCULLI (Pelita Jaya)
     1986 FIFA World Cup
     1987 Copa América Fourth Place

    8.MARIO KEMPES (Pelita Jaya)
     1974 FIFA World Cup
     1975 Copa América
     1978 FIFA World Cup Winners (1st Title)
     1982 FIFA World Cup

    9.DEJAN ANTONIC (Persebaya,Persema)
     1987 FIFA World Youth Championship

    10.TOMOYUKI SAKAI  (Persiwa,Persiram,Pelita Jaya)
     1995 FIFA U-17 World Championship
     1999 FIFA World Youth Championship Runners-Up
     2000 Summer Olympics

    11.BASILE ESSA MVONDO  (Arema Malang)
     1996 Africa Cup of Nations

    12.AARON NGUIMBAT  (Sriwijaya Fc)
     2000 Summer Olympics

    13.CHRISTIAN BEKAMEGA (Persib Bandung)
     2008 Summer Olympics

    14.OLIVER MAKOR (Persija)
     1996 Africa Cup of Nations
     2002 Africa Cup of Nations

    15.FRANK SEATOR (Sriwijaya Fc,Persis solo)
     2002 Africa Cup of Nations

    16.SERGIO VARGAS
     2001 Copa América

    17.AHN HYO YEON
     1997 FIFA World Youth Championship
     2001 FIFA Confederations Cup
     2002 CONCACAF Gold Cup Fourth Place

    18.BERTIN EBWELLE
     1990 FIFA World Cup
     1992 Africa Cup of Nations Fourth Place
     1996 Africa Cup of Nations

    19.GUSTAVE BAHOKEN  (Mitra Kukar,Persela)
     2003 FIFA Confederations Cup 
     2004 Africa Cup of Nations

    20.AMARAL (Persebaya)
     1996 CONCACAF Gold 
     1996 Olympic 

    21.PAVEL SOLOMIN (SRiwijaya Fc,Persisam Putra Samarinda)
     AFC Cup 2007


    22.DRAMANE COLLIBALY (Pelita Jaya FC)
    2002 Africa Cup of Nations 

    23.NGON A DJAM  (Sriwijaya FC)
     2003 FIFA Confederations Cup

    24.ZENG CHENG (Persebaya)
     AFC Cup 2011

    25.MUSSA KALLON (PSM,Persebaya)
     1996 Africa Cup of Nations

    26.JOE NAGBE (PSIM,Persema,Persiba Bantul,PSPS)
    1996 Africa Cup of Nations